Terima kasih atas kunjungannya, rasanya belum lengkap bila
teman-teman belum melihat orang yang selalu gagal mencari kekasih walaupun
sering menulis surat cinta, siapakah dia ? Bisa dilihat dan klik : DI SINI
Banyak orang bilang hari gini masih main surat-suratan, Payah loe
ketinggalan zaman. Benarkah semua itu, padahal tanpa kita sadari bahwa yang
namanya sepucuk Surat Cinta akan selalu disimpan oleh kita dan pasangannya
serta akan dibaca kembali saat kita atau dia rindu.
Bahkan Sepucuk Surat Cinta tersebut akan dibuatkan kotak khusus
dengan segala macam aksesorisnya bahkan terkadang suka diberi segala macam
pernak-pernik serta diberi wangi-wangian begitu rupa. Lalu disimpan sebaik
baiknya sebagai kenang-kenangan
Bagaimana dengan SMS dan BBM di zaman sekarang ini ? Walaupun ada
opsi untuk penyimpanan, namun esensinya tentu sangat jauh berbeda bila
dibandingkan dengan Sepucuk Surat Cinta. Karena Sepucuk Surat Cinta terkesan
sangat romantis dan akan selalu dinanti oleh pasangan kita dengan hati
berdebar-debar dan berbunga-bunga serta dapat menimbulkan rasa rindu yang ada.
Saat pasangan kita menerima Sepucuk Surat Cinta yang dikirim oleh
pak pos maupun mak comblang atau orang yang berbaik hati menjadi kurir kita,
tentunya hati kita akan berbunga-bunga, disambut dengan suka cita, dibaca lalu
diciumi dengan penuh rasa. Namun untuk sebuah SMS atau BBM ? Bagaimana jika si
dia menerima SMS atau BBM kita saat sedang berada di kamar mandi ? Wah sungguh
sangat berbeda rasanya, membayangkan SMS atau BBM kita dibaca saat sedang buang
air besar.
Karena itu bagi siapapun yang pernah menulis atau menerima Sepucuk
Surat Cinta, saya yakin kenangan itu tidak akan pernah terlupakan dalam hidup
kita. Itulah arti dari Sepucuk Surat Cinta yang sesungguhnya.
Bicara sepucuk surat cinta, tiba-tiba aku terkenang dengan seorang
gadis yang manis dan cantik jelita. Gadis itu memang cinta pertamaku di masa
lalu, semoga tulisan ini bisa membuat dia tersenyum dan selalu tersenyum untuk
mengingat masa-masa indah di waktu sekolah dulu.
Masa remaja adalah masa yang paling indah, setiap insan pasti punya kenangan di masa remaja, begitu pula denganku, sampai sekarang bila mengingat peristiwa tersebut terkadang suka tersenyum sendiri.
Masa remaja adalah masa yang paling indah, setiap insan pasti punya kenangan di masa remaja, begitu pula denganku, sampai sekarang bila mengingat peristiwa tersebut terkadang suka tersenyum sendiri.
Kisah ini terjadi ketika aku Kelas 3 SMA, Aku naksir anak kelas 1
tapi aku tidak berani untuk menyampaikan isi hatiku kepada seorang gadis, sebut
saja namanya Pama Imoet atau biasa dipanggil Pama.
Tidak seperti zaman sekarang semua serba canggih dan banyak tempat
untuk berkomunikasi, baik lewat Handphone, Email atau jejaring sosial Facebook.
Zaman dulu komunikasi yang bisa dilakukan hanya melalui surat. Bisa di kirim
secara langsung atau di kirim via kantor pos. Parahnya saat itu aku kurang
begitu pandai membuat Surat Cinta, mau minta di bikinin teman cowok takut di
ledekin atau kadang kuatir terbuka rahasianya.
Mau terus terang ke Pama belum punya keberanian, Maklum si Pama
juga walaupun cantik tapi masih malu-malu kucing. Untung ketika aku main-main
ke bekas Terminal Bis Lapangan Banteng yang lokasinya di kumpulan pedagang kaki lima eceran persis didepan Hotel Borobudur, disana aku melihat ada di jual
buku-buku Surat Cinta. Lalu iseng-iseng aku melihat buku per-buku, eeh…..ternyata
ada yang cocok dan pas dengan isi hatiku, tanpa banyak tanya lagi langsung aku beli tuh buku Surat Cinta.
Malamnya dengan hati ceria, aku sadur isi buku Surat Cinta yang kubeli tadi siang dan kutulis di sebuah kertas berwarna pink, aku tulis dengan rapi, lalu aku baca berulang-ulang. Seterusnya dengan penuh keyakinan, besoknya aku kirim Surat Cinta hasil ciplakanku ke Kantor Pos Pasar Baru.
Malamnya dengan hati ceria, aku sadur isi buku Surat Cinta yang kubeli tadi siang dan kutulis di sebuah kertas berwarna pink, aku tulis dengan rapi, lalu aku baca berulang-ulang. Seterusnya dengan penuh keyakinan, besoknya aku kirim Surat Cinta hasil ciplakanku ke Kantor Pos Pasar Baru.
Dengan sabar aku menunggu jawaban dari Pama, selang beberapa hari
kemudian, saat-saat penantian itu pun akhirnya tiba. sepulang dari sekolah, di
rumah aku dapat sebuah kiriman surat……duuuuh senang benar waktu itu, serasa
dapat nilai 10 ulangan Matematika.
Ga sabaran, aku langsung buka tuh isi surat yang kertasnya
sama dengan kertas surat yang aku kirim, sama-sama berwarna pink. Namun, saat membuka surat tersebut, aku begitu kaget bin terkejut. Bagaimana ga kaget, masa
di surat tersebut hanya tertulis, Agus……jawaban suratmu ada di halaman 18 ???
Merenung sebentar dengan tatapan kosong ? kok halaman 18, spontan dan terdorong rasa penasaran, aku coba lihat
lagi buku Surat Cinta yang kubeli di lapangan banteng. Ha ha ha, Sambil terpingkal-pingkal dan ketawa
geli, ternyata yang aku tulis Surat Cinta pada Pama adanya di halaman 17. Lalu tak
henti-hentinya tersenyum sambil membolak-balik buku surat cinta ?
Akhirnya terjawab sudah, ternyata isi buku Surat Cinta kalau halaman pertamanya surat dari cowok yang di tujukan ke cewek atau sebaliknya, maka halaman keduanya adalah jawaban dari cewek atau sebaliknya !!! Karena yang aku tulis halaman 17 maka……so pasti halaman 18 adalah jawabannya wk wk wk
Akhirnya terjawab sudah, ternyata isi buku Surat Cinta kalau halaman pertamanya surat dari cowok yang di tujukan ke cewek atau sebaliknya, maka halaman keduanya adalah jawaban dari cewek atau sebaliknya !!! Karena yang aku tulis halaman 17 maka……so pasti halaman 18 adalah jawabannya wk wk wk
Ooh pantesan, Jangan-jangan si Pama ini juga tidak bisa menulis
Surat Cinta, dan dia beli buku Surat Cinta di tempat yang sama aku beli ?
Akhirnya aku coba balas lagi surat dari Pama, isinya, tolong Pama lihat halaman
26 dong dan ga lama kemudian di balas lagi ? Gus…..Jawabannya ada di halaman 27
begitu dan seterusnya he he he.
Benar-Benar pengalaman yang menggelikan sekaligus menghebohkan
bagi diriku sendiri bersama cinta pertamaku dengan seorang gadis bernama Pama
Imoet wk wk wk (Sorry fren nama-nama di atas cuma fiktif doang)