Berita menghilangnya dua orang Alumni SMA Negeri 20 Jakarta
akhirnya mulai terungkap keberadaannya. Dua orang Alumni SMA Negeri 20 Jakarta
itu menghilang sejak dua tahun yang lalu ketika kapal pesiar yang mereka
tumpangi tenggelam di laut lepas. Saat ini keberadaan mereka sudah diketahui
bahkan sudah mendapatkan pertolongan.
Menghilangnya dua alumni SMA Negeri 20 Jakarta itu berawal dari
pertemuan tanpa sengaja antara dua sahabat yang sudah lama tidak pernah
bertemu. Kedua Alumni itu bernama Pujo Setianto biasa dipanggil Joy dan Kasep
Lesmana biasa dipanggil Asep. Persahabatan mereka berdua terjalin sejak masih
dibangku sekolah di SMA Negeri 20 Jakarta angkatan 86, apalagi mereka berdua
mengambil jurusan yang sama, yakni sama-sama jurusan IPS atau Ilmu Pengetahuan
Sosial sesuai dengan sipat kedua orang itu yang mempunyai jiwa sosial yang
tinggi
Setelah lulus dari sekolah dan beberapa tahun kemudian, ternyata
Joy dan Asep telah sukses dalam kehidupannya masing-masing, Joy sukses sebagai
pengusaha POM Bensin sedangkan Asep sukses berkarir di perusahaan bonafid milik
Konglomerat terkaya Indonesia.
Pertemuan mereka berdua terjadi ketika mereka sedang
mengikuti acara reuni akbar Alumni SMA Negeri 20 semua angkatan. Tentu saja
pertemuan ini sangat menggembirakan, maklum sudah cukup lama mereka tidak
pernah bertemu dan berkomunikasi, sehingga moment pertemuan ini mereka gunakan
untuk saling bernostalgia, tak lama kemudian setelah ngobrol kesana kemari
akhirnya mereka berdua bersepakat merencanakan untuk berlibur bersama keliling
dunia dengan kapal pesiar mewah. Harap maklum mereka kan sudah sukses dan
menjadi orang kaya.
Waktu yang ditentukan akhirnya tiba juga, singkat cerita mereka
berdua sudah berada diatas kapal pesiar mewah yang akan membawa mereka keliling
dunia, namun ketika kapal pesiar tersebut sedang mengarungi samudra luas,
tiba-tiba tanpa diduga kapal pesiar yang mereka tumpangi dihantam ombak besar
hingga kapal pun akhirnya terbalik, masih untung dua sahabat ini akhirnya
tertolong oleh pelampung yang mereka temukan, akhirnya mereka berdua
terombang-ambing di samudra yang maha luas.
Berjam-jam mereka berdua terombang-ambing dilautan yang luas,
namun ketika mereka tersadar, Joy dan Asep sangat kaget, ternyata mereka sudah
terdampar disebuah pulau.
Wah……kita ada dimana nih Tanya Joy dan Asep ? gak masalah Joy kita
ada dimana, yang penting kita berdua selamat jawab Asep. Sambil ngobrol mereka
berdua berjalan menyusuri pantai di pulau yang terlihat sunyi dan senyap.
Tiba-tiba Joy merasa kehausan, sambil matanya menatap pohon kelapa
yang ada dihadapannya ? Asep kamu bisakan naik pohon kelapa, aku haus nih,
tolong dong ambilkan buah kelapa, badan kamu kan agak ramping dibanding dengan
badanku yang gemuk ini.
Karena sama-sama haus, tanpa menunggu lama lagi, Asep pun akhirnya
memanjat pohon kelapa untuk memetik buah buat mereka santap berdua. Tak lama
kemudian ketika mereka sedang asyik menikmati santapan buah kelapa, tiba-tiba
mereka berdua sudah dikeliling oleh manusia-manusia primitif yang hanya
mengenakan celana pendek, anehnya manusia primitif ini justru semuanya adalah
perempuan dan mereka berteriak-teriak dengan bahasa primitif dan berteriak hua,
hua, hua, hua sambil mengayun-ayunkan tombak ke arah Joy dan Asep.
Kedua tangan Joy dan Asep diikat dan mereka akhirnya digiring oleh
manusia primitif menuju markas besarnya, dalam perjalanan perempuan primitif
ini selalu berteriak hua, hua, hua, hua
Sesampainya di markas besar kaum primitif ini, Joy dan Asep
akhirnya dijebloskan dalam penjara yang sempit. Tinggallah mereka berdua
merenungi nasib sial, maksud hati ingin berlibur tapi apa daya, musibah badai
yang menghantam kapal pesiar telah mengantarkan kedua sahabat ini di penjara
yang mirip kandang sapi.
Tak sampai hitungan jam, tiba-tiba beberapa perempuan primitif
datang dan langsung membawa Joy untuk menghadap kepala suku di pulau tempat
mereka terdampar. Dengan tetap berteriak hua, hua, hua, hua, Joy pun akhirnya
digiring menuju tempat persidangan kaum primitif.
Siapa nama anda dan darimana anda berasal, tanya kepala suku yang
ternyata adalah seorang perempuan setengah tua. Mendapat pertanyaan seperti
itu, Joy menjawab, nama saya Joy berasal dari pulau jawa di negara Indonesia.
Wah anda dari jawa yah, sama dong saya juga dari jawa jawab kepala
suku, saya juga dulu seperti anda terdampar di pulau ini ? dalam hati Joy
sempat berpikir senang, asyik aku bakal dibebaskan nih ?
Saudara Joy, karena anda telah mengambil buah kelapa tanpa izin,
maka saudara layak dihukum berdasarkan peraturan perundang-undangan di pulau
ini dan hukumannya ada dua jenis, yang pertama adalah hukuman mati sedangkan
yang kedua adalah hukuman nyo, nyo ? bagaimana saudara Joy, apakah anda ingin
memilih hukuman mana yang anda inginkan, tanya kepala suku.
Waduh dalam hati Joy sempat berpikir ketakutan, kejam banget nih
hukuman, baru ngambil buah kelapa sudah divonis mati, tetapi kira-kira apa ya
jenis hukuman yang satu lagi, kok ada istilah nyo, nyo, batin Joy.
Saudara Joy cepat jawab, anda ingin memilih hukuman apa ? dengan
nada tinggi kepala suku berteriak meminta Joy memilih jenis hukuman yang
diinginkan.
Hukuman nyo, nyo baginda ratu, jawab Joy tanpa pikir panjang lagi,
toh pikir Joy, kalau hukuman mati sudah pasti dia akan mati, karena Joy tidak
tahu arti kata nyo, nyo maka lebih baik dia memilih hukuman nyo, nyo sambil
berharap kalau nyo, nyo adalah hukuman yang lebih ringan.
Oke……karena anda memilih hukuman nyo, nyo, maka saya beritahu
kepada anda bahwa hukuman nyo, nyo adalah diperkosa beramai-ramai oleh seluruh
penghuni pulau ini.
Akhirnya sambil merangkak tak kuat berjalan setelah diperkosa
beramai-ramai, Joy digiring kembali ke penjara sempit. Asep yang melihat Joy
merangkak, terheran-heran, ada apa gerangan yang sudah terjadi pada sahabatku
ini, batin Asep ?
Setelah didalam penjara, Joy akhirnya bicara, Asep sahabatku, aku
habis diperkosa beramai-ramai oleh seluruh penghuni pulau ini, aku menyesal
telah memilih hukuman nyo, nyo, untuk itu janganlah kau nanti memilih hukuman
nyo, nyo bila disidang pada pengadilan kaum primitif, cerita Joy pada Asep.
Loh memangnya ada berapa jenis hukuman, tanya Asep pada Joy ? Asep
sahabatku, ada dua jenis hukuman di pulau ini, yang pertama adalah hukuman
mati, sedangkan yang kedua adalah hukuman nyo, nyo, tadinya kupikir hukuman
nyo, nyo itu adalah hukuman yang paling ringan namun ternyata justru arti nyo,
nyo itu adalah hukuman diperkosa ramai-ramai, jawab Joy memelas.
Wah…..gak bisa, itu namanya harga diri kita telah diinjak-injak,
pokoknya nanti bila aku dipanggil dan dihukum, aku lebih baik dihukum mati
saja, kata Asep dengan suara bergetar !!!!! benar Asep jawab Joy, bagusnya
memang lebih baik kita mati daripada harus diperkosa ramai-ramai seperti apa
yang telah aku alami ini.
Tak lama kemudian, datanglah beberapa perempuan primitif sambil
berteriak-teriak hua, hua, hua, hua, mereka menggiring Asep untuk disidang
seperti apa yang sudah dialami oleh Joy.
Tanpa basa-basi lagi, kepala suku langsung bertanya, Saudara Asep,
karena anda telah mengambil buah kelapa tanpa izin, maka saudara layak dihukum
berdasarkan peraturan perundang-undangan di pulau ini dan hukumannya ada dua
jenis, yang pertama adalah hukuman mati sedangkan yang kedua adalah hukuman
nyo, nyo ? bagaimana saudara Asep, apakah anda ingin memilih hukuman mana yang
anda inginkan, tanya kepala suku.
Mungkin karena sudah paham, dengan spontan Asep langsung menjawab,
baginda ratu, saya memilih hukuman mati saja !!!!!
Baginda ratu kaget, benarkah anda memilih hukuman mati, kembali
baginda ratu bertanya pada Asep ? benar baginda ratu, saya akan memilih hukuman
mati saja, jawab Asep dengan tegas !!!!!
Oke……lah kalau begitu, karena anda sudah memilih hukuman mati,
dengan ini saya putuskan bahwa sebelum hukuman mati dilaksanakan, maka anda
akan di nyo, nyo dulu beramai-ramai oleh seluruh penghuni pulau ini.
Ketika mendengar putusan sidang, Asep pun akhirnya pingsan he he
he he, Asep, Asep kenapa loh sial banget, tahu gini mah mendingan dihukum nyo,
nyo aja daripada mesti dihukum mati tapi harus di nyo, nyo dulu wk wk wk wk.
Untungnya sebelum hukuman mati terhadap Asep mau segera di eksekusi,
tiba-tiba datang pertolongan dari Tim Satuan Tugas yang dipimpin oleh Ronny
Pecok yang mendapat tugas langsung dari Ketua Ikatan Alumni SMA Negeri 20
Angkatan 86 untuk melacak dan mencari dua orang alumni yang telah menghilang
dua tahun yang lalu he he he
Sorry fren, cerita ini cuma sekedar humor segar ala alumni 20
angkatan 86, wk wk wk