Hari ini aku bahagia sekali walaupun masih ada sekuntum bunga
tulip yang belum tersenyum padaku. Aku pun tetap diam dan tetap tersenyum manis
padanya sambil ku ucapkan doa dan syukur untuknya.
Semua berawal dari masa lalu yang penuh misteri, Saat aku datang
hingga bergulirnya waktu, Dinginnya air jeruk itu masih tetap terasa di
tenggorokanku. Masih terbayang lukisan sebuah bibir tipis indah dan senyum
manis yang tidak pernah menyapaku.
Waktu pun terus berlalu hingga kini aku hanya bisa berupaya
meredam naluriku sebagai seorang laki-laki dengan tetap menjadikan senyum manis
yang tidak pernah menyapaku itu sebagai bentangan samudra inspirasi yang ingin
ku ciptakan gelombang kata-kata yang terucap Engkau Gadis Indonesiaku.
Maafkan aku telah lancang membaca dan melihat sketsa dirimu di
sebuah dinding dunia, Bolehkah aku menyimpannya ? Kalau aku boleh berkata,
Bahwa senyum manis yang tidak pernah menyapaku itulah yang tetap membuatku
semakin sayang padamu.
Kenangan Manis Angkatan 1985/1986