Markas Besar SMA Negeri 20 Jakarta Zaman Dulu

    Markas Besar SMA Negeri 20 Jakarta Zaman Dulu

    Tragedi Malam Takbiran di Pasar Baru

    Malam Takbiran
    Pasar baru merupakan sebuah kawasan perdagangan yang berada di wilayah kecamatan Sawah Besar. Pusat perbelanjaan Pasar baru didirikan pada tahun 1820 dan merupakan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta.

    Bagi Alumni SMA Negeri 20 Jakarta, Kawasan perdagangan Pasar Baru tentunya sudah tidak asing lagi, Karena tidak jauh dari Kawasan Pasar Baru tepatnya di belakang Harco Pasar Baru atau di jalan Krekot Bundar III, Disanalah berdiri dengan megah Markas Besar SMA Negeri 20 Jakarta.

    Begitu banyak kenangan indah yang dirasakan oleh para alumni SMA negeri 20 terhadap keberadaan kawasan perdagangan Pasar Baru. Banyak peristiwa menarik, kejadian sedih dan luapan kegembiraan yang pernah dirasakan oleh para alumni SMA Negeri 20 di kawasan pasar baru.

    Teringat ada sebuah peristiwa menyedihkan dan tak terlupakan yang terjadi di kawasan pasar baru jakarta. Tragedi memilukan hati itu terjadi ketika semua orang sedang bergembira ria menyambut datangnya Malam Takbiran atau menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha.

    Namun siapa menyangka bila di Malam Takbiran itu, suasana yang awalnya penuh dengan kegembiraan berubah menjadi kesedihan yang sangat mendalam. Tragedi menyedihkan ini terjadi di salah satu rumah bersalin di kawasan pasar baru jakarta.

    Peristiwa ini terjadi pada sepasang suami istri dan kebetulan mereka berdua adalah Alumni SMA Negeri 20 yang berdomisili tidak jauh dari kawasan pasar baru. Sepasang suami istri ini awalnya merasa gembira, karena akan menyambut datangnya sang jabang bayi tercinta tepat pada malam takbiran.

    Namun siapa menyangka bila kegembiraan tersebut harus berakhir dengan kesedihan yang sangat mendalam, semua orang yang menyaksikan kejadian ini sempat meneteskan air mata karena tidak sanggup melihatnya.

    Sebut saja nama suami istri tersebut adalah Roni dan Ema. Suami istri ini adalah pasangan yang sangat bahagia, karena mereka akan menanti kehadiran sang jabang bayi, calon anak pertamanya yang sudah lama mereka nantikan. Pada usia kehamilan istrinya yang sudah berumur sembilan bulan, tentu Roni sebagai suami merasa was-was menunggu hari kelahiran calon anak pertamanya itu.

    Tiba-tiba tepat pada malam takbiran, Ema istri tercintanya itu terlihat menahan sakit diperutnya, seakan-akan perutnya melilit seperti orang yang mau buang air besar, apakah ini pertanda Ema akan segera melahirkan ? Maka tanpa menunggu lama lagi Roni membawa Ema langsung menuju rumah sakit bersalin yang berada di kawasan pasar baru.

    Setelah tiba di rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan medis, ternyata memang benar Ema akan segera melahirkan malam ini juga. Sungguh sangat bahagianya Roni waktu itu, anak pertamanya akan lahir tepat pada malam takbiran. Namun di sisi lain, Roni juga terlihat sangat cemas bila melihat wajah istrinya yang terlihat begitu pasrah dengan tatapan mata yang kosong memandang suaminya.

    Roni merasa semakin cemas, takut istrinya tidak selamat dalam proses persalinan, dia pegang tangan dingin istrinya sambil berkata, Sayang apa yang kamu inginkan malam ini tanya Roni pada istrinya ? Tidak sayangku, aku hanya ingin kamu selalu menemaniku sampai anak kita lahir, lebih bagus kita berdoa saja agar anak kita nanti selamat, jawab Ema sambil tersenyum.

    Mendengar jawaban istrinya, Roni sempat menitikan air mata, karena Roni melihat ada sesuatu yang beda dari sikap istrinya yang terlihat begitu pasrah menerima apapun yang akan terjadi.

    Tak lama persalinan pun dimulai. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba didalam ruangan persalinan terdengar suara jeritan Ema istrinya yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawa dan menahan rasa sakit yang luar biasa menanti lahirnya sang jabang bayi.

    Akhirnya setelah menunggu dengan cemas, setengah jam kemudian keluarlah seorang bidan dari ruang persalinan, Roni pun langsung menghampiri bidan sambil bertanya, bagaimana suster dengan istri saya, apakah anak saya sudah lahir ? apakah saya sudah bisa melihat istri dan anak saya, tanya Roni dengan perasaan tetap cemas campur aduk dengan kegembiraan ? Selamat ya pak, anak bapak perempuan dan lahir dengan selamat serta kondisinya sangat sehat, jawab bidan.

    Mendapat jawaban dari bidan, Roni pun tersenyum bahagia sambil mengucapkan doa syukur atas kelahiran anak pertamanya ini. Dalam hati Roni berencana ingin memberi nama anaknya itu dengan nama Lamatanneke yang artinya Lahir Malam Takbiran Namun Engkau Kesakitan.

    Namun kegembiraan itu tiba-tiba sirna ketika bidan berkata, tapi ? tapi kenapa suster tanya Roni, kaget mendengar kata bidan tersebut ? saya minta maaf pak, istri bapak tidak bisa kami selamatkan, saya minta agar bapak tabah dan mendoakan agar istri bapak tenang di alam sana, jawab bidan.

    Dunia seakan berputar ketika Roni mendengar penjelasan dari bidan, tanpa sadar, Roni menangis lepas, bibirnya bergetar dan badannya langsung lemas melihat kenyataan bahwa istri yang dicintainya meninggal dunia. Maaf pak, kata bidan ? baru kali ini saya melihat kejadian yang sangat luar biasa ini, ujar bidan ? Roni langsung kaget dan heran mendengar penjelasan bidan tersebut ????

    Kembali bidan menjelaskan, bahwa selama ini, rumah bersalin ini tidak pernah memakai pengharum ruangan, tapi tak lama setelah istri bapak meninggal dunia, ruangan tempat bersalin menjadi sangat harum dan kami semua kaget setelah menyadari, ternyata bau harum itu berasal dari jasad istri bapak, ujar bidan menambahkan ceritanya ? Mendadak Roni terdiam dan merinding bulu romanya bercampur haru menyadari kalau keharuman itu terpancar dari jenazah istrinya, air matanya pun berhenti mengalir dan berganti dengan senyum penuh keharuan dan kebahagian.

    Kembali bidan bertanya, maaf ya pak, mungkin ini pertanda baik, tampaknya istri bapak adalah seorang istri yang sangat baik, kami semua yang menyaksikan juga heran kenapa bisa begitu, ujar bidan yang juga ikut meneteskan air mata karena terharu.

    Roni ketika mendengar perkataan bidan, terlihat diam dan menyadari sesuatu harum itu seperti…..ujar Roni terputus karena tiba-tiba, Ema istrinya terbangun sambil berteriak dan mengangkat jari telunjuknya ''INI SEMUA BERKAT "MOLTO ULTRA", wanginya tahan lama meskipun sudah berhari-hari ujar Ema sambil mengeluarkan satu sachet "MOLTO ULTRA" dari dalam saku bajunya.

    Seketika Roni dan bidan berteriak kegirangan dan langsung jungkir balik sambil bilang WAAAOU, serius banget bacanya bro wk wk wk,

    Maaf ya fren, tragedi palsu ini hanya sekedar hiburan semata dan diperuntukan buat teman-teman alumni SMA Negeri 20 Jakarta, he he he
     
    Template Modify by
    Creating Website

    Proudly powered by
    Blogger